Category Archives: Artikel

SOSIALISASI TENTANG REVITALISASI JABATAN FUNGSIONAL PEMBIMBING KEMASYARAKATAN DAN APK, SERTA PETUNJUK DIVERSI DALAM PERADILAN PIDANA ANAK BERDASARKAN PERMEN NO.41 DAN 42 TAHUN 2017 DI BALAI PEMASYARAKATAN KLAS II MADIUN

Kepala Balai Pemasyarakatan Klas II Madiun memberikan presentasi mengenai Juklak Diversi

Kepala Balai Pemasyarakatan Klas II Madiun memberikan presentasi mengenai Juklak Diversi

MADIUN – 08 Agustus 2018

 

Kegiatan sosialisasi tentang Revitalisasi Jabatan Fungsional Pembimbing Kemasyarakatan dan APK serta Petunjuk Diversi dalam Peradilan Pidana Anak Berdasarkan PERMEN No.41 dan 42 Tahun 2017 di Balai Pemasyarakatan Klas II Madiun ini dimulai pada pukul 08.00 WIB. Acara diawali dengan foto bersama dan sosialisasi juklak mengenai Diversi oleh Kepala Balai Pemasyarakatan Klas II Madiun yaitu Bapak Ardius. Kegiatan ini dihadiri oleh pejabat struktural Bapas Madiun dan seluruh pegawai Bapas Madiun. Fokus sosialisasi ini terkait dengan TUSI (Tugas dan Fungsi) Jabatan Teknis di Balai Pemasyarakatan yaitu Pembimbing Kemasyarakatan dan Asisten Pembimbing Kemasyarakatan.

Materi sosialisasi dapat diunduh di tautan berikut ini:

1. Juklak Diversi Permen No.41 dan 42 Tahun 2017

https://drive.google.com/file/d/1OjTdmn2y8a8lnIYY5N3vOAbKpoEywXRF/view?usp=sharing

2. Revitalisasi Jabatan Fungsional PK dan APK

https://drive.google.com/file/d/19mUDEEj5qeZDQwBctC5RUlmBKd7NgVR8/view?usp=sharing

Rangkaian acara juga sebagai wadah aspirasi dan tukar pikiran dari para pegawai mengenai realitas yang terjadi di lapangan dengan peraturan ideal yang berlaku. Pertemuan bersama seperti ini dapat mendorong komunikasi dalam organisasi menjadi cair dan terbuka sehingga budaya kerja akan lebih efektif serta efisien.

Foto Bersama Pegawai Bapas Klas II Madiun

Foto Bersama Pegawai Bapas Klas II Madiun

*Humas Balai Pemasyarakatan Klas II Madiun*

 

Jenis dan cara penulisan artikel

  • Deskripsi

Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/ keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.

Contoh deskripsi berisi fakta:

Hampir semua pelosok Mentawai indah. Di empat kecamatan masih terdapat hutan yang masih perawan. Hutan ini menyimpan ratusan jenis flora dan fauna. Hutan Mentawai juga menyimpan anggrek aneka jenis dan fauna yang hanya terdapat di Mentawai. Siamang kerdil, lutung Mentawai dan beruk Simakobu adalah contoh primata yang menarik untuk bahan penelitian dan objek wisata.

Contoh deskripsi berupa fiksi:

Salju tipis melapis rumput, putih berkilau diseling warna jingga; bayang matahari senja yang memantul. Angin awal musim dingin bertiup menggigilkan, mempermainkan daun-daun sisa musim gugur dan menderaikan bulu-bulu burung berwarna kuning kecoklatan yang sedang meloncat-loncat dari satu ranting ke ranting yang lain.

Topik yang tepat untuk deskripsi misalnya: Keindahan Bukit Kintamani Suasa pelaksanaan Promosi Kompetensi Siswa SMK Tingkat Nasional Keadaan ruang praktik Keadaan daerah yang dilanda bencana Langkah menyusun deskripsi: Tentukan objek atau tema yang akan dideskripsikan Tentukan tujuan Tentukan aspek-aspek yang akan dideskripsikan dengan melakukan pengamatan Susunlah aspek-aspek tersebut ke dalam urutan yang baik, apakah urutan lokasi, urutan waktu, atau urutan menurut kepentingan Kembangkan kerangka menjadi deskripsi

  • Narasi

Secara sederhana narasi dikenal sebagai cerita. Pada narasi terdapat peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Di dalam kejadian itu ada pula tokoh yang menghadapi suatu konflik. Narasi dapat berisi fakta atau fiksi.

Contoh narasi yang berisi fakta: biografi, autobiografi, atau kisah pengalaman. Contoh narasi yang berupa fiksi:

novel, cerpen, cerbung, ataupun cergam.
Pola narasi secara sederhana:
awal – tengah – akhir
Awal narasi biasanya berisi pengantar yaitu memperkenalkan suasana dan tokoh.
Bagian awal harus dibuat menarik agar dapat mengikat pembaca.
Bagian tengah merupakan bagian yang memunculkan suatu konflik. Konflik lalu diarahkan menuju klimaks cerita. Setelah konfik timbul dan mencapai klimaks, secara berangsur-angsur cerita akan mereda.
Akhir cerita yang mereda ini memiliki cara pengungkapan bermacam-macam. Ada yang menceritakannya dengan panjang, ada yang singkat, ada pula yang berusaha menggantungkan akhir cerita dengan mempersilakan pembaca untuk menebaknya sendiri.

Contoh narasi berisi fakta:

Ir. Soekarno
Ir. Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena keberaniannya menentang penjajah.
Soekarno bersama Mohammad Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun 1949.

Contoh narasi fiksi:

  1. Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
  2. Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
  3. Langkah menyusun narasi (fiksi):
  4. Langkah menyusun narasi (fiksi) melalui proses kreatif, dimulai dengan mencari, menemukan, dan menggali ide. Cerita dirangkai dengan menggunakan “rumus” 5 W + 1 H. Di mana seting/ lokasi ceritanya, siapa pelaku ceritanya, apa yang akan diceritakan, kapan peristiwa-peristiwa berlangsung, mengapa peristiwa-peristiwa itu terjadi, dan bagaimana cerita itu dipaparkan.

Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Artikel

Tentang Artikel

Artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan (melalui koran, majalah, buletin, dsb) dan bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta yang dapat meyakinkan, mendidik, dan menghibur.

Isi artikel dapat bermacam – macam, beberapa contoh yang sering kita baca :

  1. Sejarah
  2. Petualangan
  3. Argumentasi
  4. Hasil penelitian
  5. Bimbingan untuk melakukan/ mengajarkan sesuatu.