BIMBINGAN KEPRIBADIAN-MANUSIA BISA BERUBAH

Madiun – Sebanyak 40 (empat puluh) klien PB dan CB berkumpul di kantor Balai Pemasyarakatan klas II Madiun dalam rangka menghadiri kegiatan Pembimbingan Kepribadian  yang diadakan oleh Bapas Klas II Madiun dengan mengambil tema “Manusia Bisa Berubah”.

Kabapas, Ardius membuka kegiatan dimaksud dengan menyampaikan pesan bahwa kegiatan pembimbingan ini bertujuan untuk membina klien menjadi pribadi yang baik. “Kita bersama-sama hadir disini untuk saling mengingatkan dalam hal kebaikan karena yang kita harapkan pada saat ajal menjemput adalah dalam keadaan yang baik. Harta, tahta, keluarga, teman tidak akan kita bawa pada saat mati, hanya amal ibadahlah yang akan menolong kita. Sunggh kematian itu pasti akan menjemput kita semua”, ujar Ardius. Ardius juga menambahkan bahwa kita harus mensyukuri apapun yang kita dapatkan baik pada keadaan lapang maupun sempit, jangan mudah mengeluh apalagi menyerah karena umur kita tidak ada yang tahu. “Belajarlah dari pengalaman baik maupun buruk untuk dapat merubah priadi kita menjadi manusia yang lebih bermanfaat”, lanjut Ardius.

Sebagai narasumber adalah Maji selaku Pembimbing Kemasyarakatan. Maji mengatakan bahwa sebenarnya manusia telah diberikan akal dan hati nurani untuk membedakan mana yang baik dan buruk, tetapi karena faktor hawa nafsu mengalahkan keduanya sehingga manusia terperosok ke dalam tembok yang tinggi dan dingin (Lapas). “Tetapi saya yakin bahwa kita semua pasti dapat berubah”, ujar Maji. Bagaimana caranya?? “Nikmatilah hidup dengan bersyukur dan bertanggung jawab , dimulai pada diri sendiri dulu baru kemudian pada keluarga kemudian masyarakat. Lakukan pekerjaan yang baik sehingga sewaktu-waktu kita mati, hal baiklah yang sedang kita lakukan, dan belajarlah dari pengalaman hidup, jangan terjatuh di tempat yang sama. Berjuanglah untuk berubah dalam hal pola pikir dan peruatan yang baik”, kata Maji. Lebih lanjut Maji menambahkan agar kita menjadi manusia yang beradab, memiliki moralitas. Replay kembali kepribadian di masa lalu kita yang membuat kita reperosok, cari penyebabnya, akui kesalahan, berusaha memperbaiki, kembali bergaul dengan keluarga dan masyarakat, serta berusaha untuk mengendalikan pribadi yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain agar tidak kembali muncul.

Tinggalkan Balasan

Alamat surel Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *